Jumat, 14 Juni 2013

Mengoptimalkan Kinerja Mata Saat Observasi

Walaupun terkadang mata bisa menipu, namun pada saat observasi, hampir semua penyidikan lebih lanjut berawal dari kejanggalan yang ditemukan oleh mata. Oleh karena itu, penting untuk mengoptimalkan kinerja observasi dari mata.

Semua orang yang tak buta, bisa melihat. Tapi belum tentu cakap untuk mengobservasi. Perbedaannya sangat signifikan. Jika orang hanya sekedar melihat, tak ada investigasi lebih lanjut dari apa yang dilihatnya sehingga jarang ada yang terekam ke otak. Berbeda jika orang tersebut mengobservasi. Dia akan menginvestigasi segala sesuatu dari apa yang dilihatnya.

Apa langkah-langkah penting agar bisa mengoptimalkan mata saat observasi?

  • Langkah paling awal tentunya adalah mengumpulkan data dengan mata. Jelajahi apa yang ingin diobservasi hingga keseluruhan. Misalnya jika ingin mengobservasi sebuah ruangan, pandangilah setiap sudut dan segala arah tanpa terkecuali. Lihat ke kiri, kanan, atas dan bawah - semuanya. Saya menyebut langkah ini sebagai 'Pemindaian Objek'.
  • Nah, pada saat kita memindai objek observasi, lakukan dengan perlahan, jangan terburu-buru. Melakukannya dengan terburu-buru akan sangat fatal akibatnya karena ada kemungkinan ada petunjuk yang terlewat.
  • Masih soal pemindaian objek, periksa segala sesuatunya dengan teliti untuk mencari hal-hal yang tidak biasa atau janggal. Misalnya, jika objek adalah sebuah mobil. Periksa setiap bagian apakah ada goresan atau penyok. Periksa apakah mesinnya masih bisa menyala. Periksa apakah lampu sign-nya masih berfungsi. Periksa semuanya.
  • Tak jarang ada petunjuk terlewat karena berukuran kecil. Oleh karena itu, pemindaian objek akan lebih baik jika dilakukan menggunakan alat bantu pembesar misalnya kaca pembesar. Dan bahkan jika kaca pembesar masih tidak membantu, jangan ragu untuk menggunakan mikroskop. 

  • Mencari kejanggalan pada objek observasi akan lebih mudah jika kita ada sedikit informasi tentang pemilik objek tersebut. Anggaplah objek adalah sebuah kamar. Lalu diketahui bahwa pemilik kamar tersebut adalah seorang perokok. Maka kita tinggal mencari apakah di kamarnya itu ada asbak atau tidak, karena akan sangat janggal bila tidak ditemukan asbak di kamar seorang perokok. Hal ini tetap berlaku walaupun objek adalah orang. Kita tinggal pura-pura meminjam korek. Jika orang tersebut memiliki korek yang dibawa-bawanya sedangkan dia bukanlah seorang perokok, dor! Itulah kejanggalannya.
  • Observasi tidak hanya seputar mencari-cari kesalahan saja. Observasi juga berguna untuk mengenal atau mengetahui lebih lanjut dari apa yang diobservasi. Misalnya objek observasi adalah sebuah sepeda motor. Jika pada sepeda motor tersebut ditemukan banyak bekas-bekas tergores atau penyok, maka bisa diketahui bahwa pemiliknya adalah orang yang ceroboh. Dan jika sepeda motor tersebut sangat kotor oleh debu, tanah, lumpur dan kotoran-kotoran lain, maka bisa saja pemiliknya entah malas membersihkan, atau tidak terlalu menghargai motornya sehingga tidak merawatnya dengan baik, atau bahkan mungkin karena pemiliknya adalah orang yang super sibuk sehingga jarang ada waktu untuk merawatnya.
  • Observasi tingkat lanjut biasanya hanya dilakukan jika sedari awal memang ada kebenaran yang ingin dicari dan dibuktikan. Misalnya pada contoh sebelumnya soal sepeda motor yang kotor. Pada contoh tersebut ada banyak kemungkinan, tapi kita ingin memastikan yang mana di antara kemungkinan itu yang benar, maka dilakukan observasi lebih lanjut. Setelah diperiksa lebih lanjut ternyata kotoran yang mendominasi adalah lumpur (dan masih basah), serta ditemukan bahwa lumpur-lumpur itu kebanyakan ditemukan di bagian bawah sepeda motor (seperti misalnya di bagian bawah spatboard, pada roda dan ban, serta bagian-bagian bawah lainnya), maka bisa disimpulkan bahwa sepeda motor tersebut baru saja dikendarai di tempat yang becek atau berlumpur. Dan bisa saja hal itu menjadi janggal jika ternyata beberapa hari sebelumnya hingga pada saat sepeda motor itu diobservasi, tak turun hujan. Maka lakukan lagi observasi yang lebih lanjut. Misalnya dengan mencari tahu di daerah mana lumpur bisa ditemukan, atau di daerah mana hujan baru saja turun. Begitulah seterusnya dalam observasi serta investigasi tingkat lanjut.
Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan mata. Sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A. Tingkat konsentrasi yang tinggi juga diperlukan saat melakukan observasi. Oleh karena itu, vitalitas juga harus terjaga.

"Exactly! It is absurd - impropable - it cannot be. So I myself have said. And yet, my friend, there it is! one cannot escape from the facts".
- Hercule Poirot

Kamis, 13 Juni 2013

Apa Saja Yang Dibutuhkan?

Apa saja yang dibutuhkan serta perlu dilakukan agar performa kita dalam mengobservasi sesuatu atau seseorang itu bisa maksimal?

  • Netralkan pikiran saat mengobservasi. Hilangkan semua prasangka. Kadang kita melihat sebuah benda seolah benda itu memiliki permukaan yang padat dan kering. Namun, saat kita menyentuh bahkan merabanya, ternyata permukaannya justru lembut dan basah.
  • Berhubungan dengan poin sebelumnya, jangan mengambil kesimpulan sebelum mendapatkan petunjuk sebanyak mungkin. Ibaratnya jika bermain catur, belum tentu pemain yang memiliki biji lebih sedikit akan menjadi pihak yang kalah.
  • Optimalkan kinerja semua indera. Gunakan mata untuk memperhatikan setiap detail yang ada, asah telinga agar mampu menjaring dan memilah-milah gelombang suara yang sampai di gendang telinga, latihlah hidung agar mampu membedakan beberapa bau/aroma yang hampir sama, jangan takut untuk menyentuh dan atau meraba sesuatu yang ingin diobservasi, dan jangan jijik untuk membuat lidah merasakannya. Ini akan mempermudah dalam membuat kesimpulan jika kita mampu mendapatkan sebanyak mungkin hasil penginderaan dan menggabungkannya. Seorang juru masak yang ahli saja akan kesulitan membedakan antara pisang, mangga dan alpukat saat melihatnya jika ketiga buah-buahan tersebut diiris-iris kecil. Namun, yang paling perlu dilatih adalah mata, karena kita takkan memeriksa sesuatu dengan indera lain jika mata tidak menangkap sesuatu yang ganjil.
  • Selalu selidiki sesuatu secara mendetail. Baik itu warna, bentuk, panjang, tekstur, bau, rasa, serta detail-detail lainnya sebanyak mungkin.
    Biasanya orang akan mengatakan bahwa tanda lahir Gorbachev berada di kepalanya. Sedangkan orang yang mendetail akan menyebut bahwa tanda lahirnya berada di dahi.
  • Jika yang diobservasi adalah orang, jangan batasi wilayah observasi hanya seputar detail fisiknya saja. Perhatikanlah juga tingkah laku dan gerak-geriknya. Dengan observasi yang cukup dalam, bisa diketahui apakah seseorang itu kurang tidur atau apakah orang itu sedang mengidap sebuah penyakit tertentu.
  • Anggap segala hal dan semua orang itu penting untuk diobservasi. Siapa yang akan tahu jika mobil yang dilihat terparkir di depan sebuah restoran misalnya, ternyata adalah kendaraan yang besok-besok akan paling dicari oleh polisi?
  • Inventariskan penemuan-penemuan dengan catatan. Bahkan jika memungkinkan, simpan beberapa sampel dari penemuan (dan awetkan jika sampel tersebut tidak tahan lama). Ini karena kemampuan memori manusia itu terbatas. Kalaupun masih diingat, tak jarang kita mengingatnya hanya sebatas "Kayaknya saya pernah melihat benda seperti ini sebelumnya", atau "Saya ingat bau ini tapi lupa bau apa".
  • Jaga kesehatan. Pemain sepakbola paling hebat pun akan kesulitan bermain jika ia kurang istirahat.
  • Luangkan waktu setiap hari untuk mengasah kemampuan observasi. Aktifitas-aktifitas seperti meditasi dan permainan sejenis 'Spot The Difference' adalah beberapa contoh aktifitas yang bisa melatih skill observasi.

"Adalah kesalahan besar jika mengambil kesimpulan sebelum memiliki bukti-bukti yang memadai. Itu akan membuat penilaian menjadi timpang".
- Sherlock Holmes

Rabu, 12 Juni 2013

Semua Hal Memiliki Permulaan

Jujur, saya tak tahu apakah nantinya saya bisa membuat blog ini berkelanjutan atau tidak. Karena sebelum membuat blog ini, sudah banyak blog yang sudah saya buat dan akhirnya terlantar. Berdoa saja semoga blog yang satu ini tidak berakhir seperti itu serta semoga apa yang saya niatkan juga bisa saya iringi dengan tindakan.

Saya takut nantinya blog ini akan terdengar seperti blog yang dibuat oleh seorang agen penyelidik atau detektif, padahal saya sama sekali bukanlah detektif. Saya tidak pernah terlibat dalam penyelidikan langsung pada kasus kriminal apapun. Jadi, sebelum semua bertanya-tanya, kalian sudah mendapatkan jawabannya. Meski begitu, ruang lingkup pembahasan saya batasi sebisa mungkin hanya sekitar skill observasi, yang mana skill ini bisa dimanfaatkan kapan saja, dimana saja dan oleh siapapun tak perduli apa pekerjaannya.

Saya membuat blog ini semata-mata untuk keperluan pribadi. Selain untuk mencari kesibukan dan membunuh waktu, saya juga perlu untuk melatih kemampuan menulis saya. Kalaupun ada pembaca yang mendapat manfaat dari blog ini ya, syukurlah. :)

Bismillahirrahmaanirraahiim. :)